KHAMIR DAN MANFAATNYA
Cendawan selain
merugikan karena menimbulkan penyakit seperti aspergilosis dan aflatoksikosis,
banyak pula yang tergolong menguntungkan dan dipakai untuk kepentingan manusia
misalnya kapang sebagai kontrol biologi cacing dan ragi khamir sebagai
probiotik dan imunostimulan. Pemakaian ragi sebagai salah satu bahan utama pembuatan roti dan
kue sudah sejak lama dipakai pada zaman Mesir kuno, yang belakangan ini
diketahui sebagai khamir Saccharomyces cerevisiae. Bersamaan dengan kemajuan
zaman pada abad ke-18, pembuatan bir dilakukan pula dengan menggunakan khamir
genus Saccharomyces spp., sebagai biostater. Di Indonesia S. cerevisiae sebagai
khamir telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan pembuatan roti,
dan tape singkong. Pada saat ini khamir paling banyak digunakan
untuk keperluan berbagai industri dalam proses produksi minuman beralkohol,
biomasa, ekstrak untuk keperluan industri kimia, senyawa beraroma dan produksi
protein rekombinan untuk menunjang kegiatan bioteknologi khususnya bidang
molekuler biologi. Peranan khamir dalam bidang biologi molekuler adalah sebagai
mikroba eukariot uniseluler yang mempunyai kemampuan untuk disisipkan dengan
gen mikroba lain. Untuk mencapai produk yang diinginkan harus melalui proses teknologi
tinggi dan modern, biayanya relatif mahal namun produk yang dihasilkan bermutu
tinggi, sehingga jika diperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan.
B. Karakteristik
dan Morfologi Khamir
Khamir (yeast)
adalah
salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi yang dibedakan bentuknya
dari kapang (mould) karena berbentuk uniseluler. Perkembangbiakan
khamir ada dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual yaitu
sengan pembentukan spora aseksual, tunas (kuncup) dan ada yang membelah diri.
Bentuk dan jumlah spora seksual sangat spesifik untuk masing-masing jenis
khamir, sehingga didalam identifikasi khamir bentuk dan jumlah spora merupakan
salah satu penentu jenis khamir. Perkembangbiakan secara seksual pada khamir
terjadi dengan difusi sel (persatuan antara dua sel) yang akhirnya dihasilkan
askospora.
Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan
berkembang biak lebih cepat dibanding dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir sangat mudah dibedakan
dengan mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, khamir mempunyai ukuran sel
yang lebih besar dan morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, khamir mempunyai dinding sel yang lebih kuat serta
tidak melakukan fotosintesis bila dibandingkan dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang
dalam pemecahan bahan komponen kimia khamir lebih
efektif memecahnya dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak.
Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif.
Jenis fermentatif dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula
(glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada produk roti. Sedangkan
oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Keduanya bagi khamir dipergunakan
untuk energi walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi
dari yang melalui fermentasi.
Dibandingkan dengan bakteri, khamir dapat tumbuh dalam
larutan yang pekat misalnya larutan gula atau garam lebih juga menyukai suasana
asam dan lebih bersifat menyukai adanya oksigen. Khamir juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa khamir mempunyai sifat antimikroba
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang
stress (garam, asam dan gula) maka dalam persaingannya dengan mikroba lain khamir
lebih bisa hidup normal.
C. Perbedaan Khamir dan Ragi
Khamir
adalah mikroorganisme uniseluler yang masuk ke dalam kingdom fungi. Sedangkan ragi
(starter) merupakan inokulum yang ditambahkan ke dalam suatu substrat
sehingga substrat tersebut akan berubah atau mengalami fermentasi. Dapat kita
contohkan pada tape dan tempe yang mengandung lebih dari satu jenis
mikroorganisme, baik khamir (Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Sacharomyces cerevisiae, dan Candida utilis), kapang (Amylomyces rouxii, Mucor
sp) dan bakteri (Pediococcus sp dan Bacillus sp). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ragi ini
mengandung lebih dari satu jenis mikroorganisme didalamnya termasuk khamir,
kapang dan juga bakteri.
D. Jenis-Jenis Khamir
a. Kelompok khamir sejati (True
yeasts)
Kelompok khamir sejati
pada dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan ciri memiliki
spora. Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces,
Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula,
Debaryomyces dan Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok
jenis khamir sejati
ini spesies yang umum digunakan dalam industri adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu
untuk pembuatan roti, minuman beralkohol, glyserol dan enzim invertase.
b. Kelompok khamir yang liar (wild
yeast)
Kelompok khamir ini tidak mempunyai spora. Khamir liar ini pertumbuhannya dalam
suatu proses fermentasi terkadang ada yang diharapkan ada juga yang tidak diharapkan.
Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces,
Rhodotorula, Trichosporon dan Kloeckera.
E. Sejarah
Penggunaan Khamir dalam Makanan
Khamir (yeast) merupakan jasad renik
(mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri pangan.
Orang-orang Mesir zaman dahulu telah menggunakan yeast dan
proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti pada
lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada akhir
tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang bertindak
sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk menaikan
adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk
mengisolasi khamir secara murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan
produksi khamir secara komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang
dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang disebut
dengan Baker’s yeasts.
Sejak saat itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai
berupaya untuk memproduksi strain murni yeast yang tepat untuk keperluan
industri yang disesuaikan dengan rasa dan keperluan kualitas serta karateristik
lainnya. Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape sebenarnya
ada yang tidak murni dari jenis yeast saja akan tetapi dicampur dengan jenis
bakteri dimana disesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan dihasilkannya.
F. Manfaat Khamir dalam Produk Pangan
Dengan
memperhatikan aktivitas khamir yang
sangat reaktif dan beragam terhadap bahan makanan, maka dapat dikatakan khamir mempunyai potensi
yang besar selain sebagai agen fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat
signifikan baik dalam rasa, aroma maupun tekstur dari pangan tersebut. Seperti
kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang beraroma alkohol, atau dari
sayur dan buah fermentasi secara umum pemanfaatan khamir dalam mengembangkan produk pangan dapat
diketahui seperti di bawah ini :
a. Susu dan produk olahannya
Produk
|
Spesies Khamir
|
Susu
segar, pasteurisasi
|
Rhodotorula
spp., Candida famata, C. diffluens, C. curvata, Kluyveromyces marxianus,
Cryptococcus flavus.
|
Mentega
|
Rhodotorula
rubra, R. glutinis, Candida famata, C. diffluens, C. lipolytica, Cryptococcus
laurentii.
|
Yogurt
|
Kluyveromyces
marxianus, Candida famata, Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae, Hansenula anomala.
|
Keju
Cottage dan segar
|
Kluyveromyces
marxianus, C. lipolytica, Candida famata dan Candida yang
lain, Debaryomyces hansenii, Cryptococcus laurentii,
Sporobolmyces roseus.
|
Keju
lunak dimatangkan dengan jamur (mold)
|
Kluyveromyces
marxianus, Candida famata, Candida lipolytica, Pichia
membranafaciens, P. fermentans, Debaryomyces hansenii, Saccharomyces
cerevisiae, Zigosaccharomyces rouxii.
|
b. Daging dan produk olahannya
Produk
|
Spesies Khamir
|
Daging
segar merah dan unggas
|
Candida
spp., Rhodotorula spp., Debaryomyces spp., Trichosporon (jarang diteliti).
|
Daging
Domba beku
|
Cryptococcus
laurentii, Candida zeylanoides, Trichosporon pullulans.
|
Daging
kalkun beku
|
Cryptococcus
laurentii, Candida zeylanoides.
|
Daging
potong atau cincang
|
Candida
lipolytica, C. zeylanoides, C. lambica, C. sake, Cryptococcus laurentii,
Debaryomyces hansenii, Pichia membranaefaciens.
|
Daging
yang diolah (sosis, ham)
|
Debaryomyces
hansenii, Candida spp., Rhodotorula spp.
|
G. Manfaat Khamir dalam Bidang Pertanian
Pada penelitian
yang dilakukan oleh Ahmad, diketahui bahwa khamir Saccharomyces cerevisiae dipakai untuk meningkatkan kesehatan
ternak yaitu sebagai probiotik dan imunostimulan dalam bentuk feed additive. Ternak yang dapat mengkonsumsi S. Cerevisiae adalah
golongan ikan, ruminansia dan unggas.
Keuntungan penggunaan S. Cerevisiae sebagai
probiotik adalah tidak membunuh mikroba
bahkan menambah jumlah mikroba yang menguntungkan, berbeda dengan antibiotika dapat membunuh mikroba yang
merugikan maupun menguntungkan tubuh, dan mempunyai efek resistensi. Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiae sebagai bahan imunostimulan. Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh
dengan cara meningkatkan sistem
pertahanan terhadap penyakitpenyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, virus dan lainnya, sedangkan penggunaan
antibiotika hanya membunuh bakteri
(Ahmad, 2005: 49-50).
Pada penelitian
yang dilakukan oleh Sugoro, diketahui bahwa suplementasi kultur khamir pada
pakan dapat meningkatkan produksi susu pada sapi dengan komposisi protein dan
laktosa yang lebih tinggi. Selain dapat meningkatkan produksi susu, dapat pula
meningkatkan bobot badan pada sapi potong, menstimulasi nafsu makan,
meningkatkan populasi mikroba menguntungkan, dan meningkatkan kecernaan serat.
Suplementasi khamir pun dapat menstabilkan pH rumen, meningkatkan produksi dan
regulasi enzim pencernaan, produksi vitamin B untuk meningkatkan kecernaan dan
nutrisi, menekan pertumbuhan bakteri patogen, menekan produksi ammonia,
menonaktifkan toksin, dan menghasilkan faktor pertumbuhan untuk bakteri
pendegradasi serat, sehingga dapat meningkatkan produksi ternak ruminansia
(Sugoro, : 254).
H. Manfaat Khamir dalam Bidang Pertanian
Mikroba yang
bersifat menguntungkan bagi tanaman,
termasuk sebagai agensia pengendali hayati
atau agensia penginduksi ketahanan, hidup
di daerah sekitar
daun (fillosfer), buah (frutosfer),
dan perakaran (rizosfer), dimana
terdapat eksudat yang
dikeluarkan tanaman sebagai
nutrisi bagi mikroba.Saat ini,
mikroba bermanfaat dalam
meningkatkan ketahanan/kesehatan tanaman
yang banyak diteliti adalah kelompok khamir fruktoplan (yeast and yeast like
fungi) sebagai penghambat perkembangan patogen yang menyerang bagian
buah tanaman atau sebagai bioprotektan.
Beberapa khamir fruktoplan merupakan
agensia pengendali hayati yang
potensial dapat menekan patogen
penyebab penyakit yang menyerang buah di lapang. Khamir fruktoplan
tersebut diantaranya adalah khamir merah
Rhodotorula sp., khamir putih Debaryomyces sp, dan khamir hitam Schizosacchaormyces
sp (Indratmi, 2012: 14-15).
I.
Kerusakan oleh Khamir
Khamir
mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1.5 - 8.5. Namun kebanyakan khamir lebih cocok
tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4 - 4.5, sehingga kerusakan oleh khamir
lebih mungkin terjadi pada produk-produk asam. Suhu lingkungan yang optimum
untuk pertumbuhan khamir adalah 25 - 30oC dan suhu maksimum 35 - 47oC.
Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0oC atau lebih rendah. Khamir
tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi khamir fermentatif dapat tumbuh secara
anaerobik meskipun lambat.
Khamir
hanya sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan khamir dapat
terbunuh pada suhu 60oC. Jika makanan kaleng busuk karena
pertumbuhan khamir, maka dapat diduga pemanasan makanan tersebut tidak cukup
atau kaleng telah bocor. Pada umumnya kebusukan karena khamir disertai dengan
pembentukan alkohol dan gas CO2 yang menyebabkan kaleng menjadi
kembung. Khamir dapat membusukkan buah kaleng, selai dan jelly serta dapat
menggembungkan kaleng karena produksi CO2. Seperti halnya kapang,
khamir yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan pemanasan tidak menyebabkan
penyakit pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
R. dan Mitcheel. 2003. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB Press.
Jay, J. 2006. Modern Food Microbiology 6th Edition. Maryland: Aspen Publisher.
Sugoro, I. Pemanfaatan Probiotik
Khamir untuk Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia. Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi Ilmiah Jabatan Peneliti,
ISSN: 2087-8079: 253- 314. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi:
Jakarta.
Ahmad, R. Z. 2005. Pemanfaatan
Khamir Saccharomyces cerevisiae untuk Ternak. Wartazoa, 15 (1): 49-55.
Indratmi, D. 2012. Pengembangan
Teknologi Produksi Khamir Rhodotorula Sp. Sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit Antraknosa
pada Cabai. Jurnal Gamma, 7 (2):
14-22.
Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.
BalasHapus