BAHAN AJAR MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN DAUR ULANG LIMBAH
A. Lingkungan dan Perubahannya
Lingkungan
terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik, komponen
biotik berada dalam komposisi yang proposional dengan komponen abiotik. Contoh
lingkungan alami seimbang adalah hutan, hutan tumbuhan sebagai produsen ada
dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan dan makan bagi konsumen tingkat
pertama seperti burung pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Hewan konsumen
tingkat pertama berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidpan konsumen
tingkat kedua misalnya harimau, musang dan ular. Kemampuan hutan mendukung
kelangsungan hidup kelangsungan hidup harimau dengan adanya hewan mangsa adalah
contoh kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup di dalamnya,
bertambah kembali rusa setelah berkurangnya pemburuhan adalah contoh daya
lenting lingkungan atau kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan
seimbang jika mengalami perubahan atau gangguan.
Manusia
adalah bagian dari lingkungan yang memiliki kemampuan akal dan pikiran yang
tinggi. Selain itu, manusia memiliki kebutuhan terhadap keanekaragaman jenis
makanan paling besar dan mampu mengadakan perubahan lingkungan untuk memenuhi
segala kebutuhannya. Diseluruh biosfer (permukaan bumi),
aktivitas manusia mengubah struktur trofik, aliran energi, daur kimia dan
proses ekologis. Dari waktu ke waktu, populasi
manusia terus meningkat. Keadaan tersebut akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan. Lingkungan memiliki daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan
merupakan kamampuan lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu ukuran
jumlah individu dari satu spesies. Di samudera, keberadaan populasi ikan
menipis akibat penangkapan yang berlebihan, aktivitas ini mendorong lebih
banyak spesies menuju kepunahan.
Gambar 1. Akibat kepadatan lingkungan
Lingkungan yang tepat dan sesuai akan
dapat menunjang segala kehidupan organisme yang berada di dalamnya. Untuk
kelangsungannya, suatu sistem harus memelihara kerja setiap komponen yang
menyusun sistem tersebut. Kepincangan kerja suatu komponen menyebabkan tidak
seimbangnya sistem tersebut. Hilangnya satu komponen dapat menghancurkan
keseimbangan sistem.
Dalam suatu ekosistem, keseimbangan
lingkungan terjadi secara alami. Komponen-komponen yang terlibat berperan
sesuai kondisi keseimbangan. Contoh kejadian keseimbangan di lingkungan adalah
misalnya kesuburan air (kandungan nutrisi) suatu danau akan memacu pertumbuhan
fitoplankton dan ikan. Penambahan kesuburan air yang terus-menerus akan
meningkatkan populasi fitoplankton. Peningkatan populasi ini pada suatu ketika
akan mencapai batas tertentu yang melampaui daya dukung lingkungan (kandungan
nutrisi dalam air tidak dapat mendukung kehidupan fitoplankton lagi).
Akibatnya, fitoplankton mengalami kematian. Kematian fitoplankton akan diikuti
dengan kematian zooplankton yang
merupakan konsumen dari fitoplankton itu sendiri. Hal tersebut secara tidak
langsung akan meningkatkan kandungan CO2
dan ureum dalam perairan karena keduanya akan
mengalami pembusukan. Meningkatnya CO2 dan ureum merupakan racun
bagi ikan sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh
aktivitas manusia atau kejadian alam, seperti letusan gunung berapi, kebakaran
hutan, dan longsor. Perubahan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dapat
bersifat positif artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan,
sedangkan bersifat negatif dapat merugikan bagi kehidupan manusia, seperti
limbah dan pencemaran lingkungan.
1.
Perubahan lingkungan
karena aktivitas manusia
Perubahan lingkungan dapat terjadi
karena aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang dapat merubah lingkungan,
contohnya penebangan hutan, pembangunan, dan penggunaan bahan-bahan kimia yang
akhirnya dapat merugikan manusia itu sendiri.
a.
Penebangan hutan
Penebangan pohon-pohon di hutan tanpa
perhitungan akan menimbulkan berbagai akibat saling berkaitan, antara faktor
biotik dan abiotik. Hilangnya pohon akan menyebabkan tanah menjadi terbuka dan
terkena sinar matahari secara langsung. Penyinaran meningkatkan evaporasi
(penguapan) sehingga permukaan tanah mengembang dan kering. Peristiwa ini
diikuti penurunan kelembapan udara, rendahnya kelembapan udara menyebabkan
temperatur pada siang hari tinggi dan suhu padamalanya rendah. Hal ini
mempengaruhi proses fisiologi tumbuhan. Tumbuhan yang masih ada umngkin dapat
bertahan dengan perubahan suhu tersebut, atau akan mengalami kematian. Mungkin
pula diikuti dengan punahnya jenis hewan yang memerlukan tumbuhan tersebut.
Gambar 2. Penebangan hutan
(Sumber: https://dimaswarning.wordpress.com/2011/09//26/dampak-dankerugian-penebangan-hutan-secara-liar.html)
Jika turun hujan lebat pada tanah yang
terbuka tersebut, air hujan akan jatuh secara langsung ke lapisan atas tanah
yang memiliki kesuburan tinggi (humus). Tidak adanya tumbuhan yang dapat
menahan air hujan mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini
dapat mengakibatkan banir yang membahayakan manusia. Selain itu, aliran air
akan mengikis lapisan tanah yang subur. Hilangnya kesuburan tanah akan
mengurangi populasi cacing tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah juga
akan menimbulkan kekeringan pada musim kemarau.
b.
Pembangunan
Pembangunan banyak mendatangkan
keuntungan. Akan tetapi, jika pembangunan itu dilaksanakan tidak memperhatikan
lingkungan, akan menimbulkan dampak negatif. Sebagai contoh, pembangunan pengembangan
sumber air dapat menimbulkan masalah yang cukup rumit. Misalnya, timbulnya
habitat baru bagi berbagai vektor penyakit, seperti nyamuk yang menjadi vektor
malaria dan demam berdarah.
Pembangunan kawasan industri juga
menimbulkan pencemaran udara. Selain itu, limbah-limbah hasil industri banyak
merusak sungai dan lingkungan sekitarnya. Pembangunan pemukiman penduduk di
daerah resapan air dapat menimbulkan berbagai kerugian. Tata guna lahan menjadi
rusak, laju erosi dan banjir menjadi semakin meningkat.
Gambar 3. Pemukiman padat
(Sumber: http://wwwberitadaerah.co.id/2014/03/19/pemukiman-padatpenduduk.html)
c.
Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dimaksudkan untuk
mematikan makhluk-makhluk yang tidak dikehendaki keberadaannya pada ladang
pertanian atau tempat lain, seperti serangga, tanaman pengganggu, jamur, tikus
dan bakteri. Akan tetapi, pestisida dapat menimbulkan pencemaran. Pestisida
dapat terakumulasi dalam tubuh tumbuhan, hewan dan manusia bahkan sampai pada
sungai dan tanah. Pestisida sulit terurai, tetapi mudah larut ke dalam lemak,
dan mudah diikat jaringan lemak. Pestisida dapat berpindah dari satu organisme
ke organisme lain melalui suatu rantai makanan.
2.
Perubahan lingkungan
akibat faktor alam
Perubahan lingkunngan karena faktor
alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam tersebut, seperti banjir,
gempa bumi dan gunung meletus.
Gambar 4. Kerusakan lingkungan akibat gempa bumi
(Sumber: http://aisyahvelya.blogspot.co.id/2013/11/kerusakan-lingkunganfaktor-alam.html)
Gambar 5. Kerusakan lingkungan akibat gunung meletus
(Sumber: http://aisyahvelya.blogspot.co.id/2013/11/kerusakan-lingkunganfaktor-alam.html)
B.
Limbah dan Pencemaran Lingkungan
Limbah merupakan sisa atau sampah suatu
produksi. Limbah dapat menjadi bahan pencemaran atau polutan di suatu
lingkungan. Pencemaran adalah perubahan yang tidak di inginkan pada lingkungan
yang meliputi udara, darat dan air baik secara fisik, kimia maupun biologi dan
polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
lingkungan baik pencemaran udara, tanah dan air, makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam.
1.
Jenis-jenis limbah
Limbah terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari mana limbah tersebut berasal. Setiap jenis limbah memiliki
kemampuan merusak lingkungan yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis limbah
yang dapat menyebabkan pencemaran.
a.
Limbah industri
Limbah industri merupakan salah satu
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan. Umumnya limbah industri ini berasal
dari pabrik-pabrik yang membuang sisa limbahnya ke sungai dan asap-asap hasil
pembakaran produksi.
Gambar 6. Limbah industri cair
(Sumber: https://pawapeing.wordpress.com/20013/12/15/pawapeling-
investigasi-pencemaran-limbah-cair.html)
b.
Limbah transportasi
Limbah tansportasi berasal dari
kendaraan bermotor. Limbah yang dihasilkannya beurpa asap buangan karbon
monoksida (CO). Limbah transportasi ini dapat menyebabkan polusi udara.
Gambar 7. Limbah transportasi
(Sumber: http://fiskadiana.blogspot.co.id/2015/01/dampak-pembakaran-bahanbakar.html)
c.
Limbah rumah tangga
Limbah tumah tangga umunya berupa
sampah, baik anorganik maupun organik. Sampah organik yang berasal dari limbah
rumah tangga berupa potongan kayu, dedaunan, dan sayur-sayuran. Limbah organik
yang dibuang ke air dapat mengganggu kehidupan di dalam air. Limbah yang berupa
sampah ini dibusukkan oleh bakteri sehingga oksigen berkurang dan kehidupan
organisme air terganggu.
Sampah anorganik yang merupakan limbah
rumah tangga dapat berupa plastik, kaleng, dan botol. Sampah anorganik oleh
penduduk yang paling sering dibuang, yaitu detergen. Detergen jika dibuang ke
perairan sangatlah berbahaya sebab tidak dapat diuraikan secara alami.
Pencemaran yang ditimbulkan ini dapat
mencemari tanah, udara, dan air. Limbah rumahtangga seperti plastik, jika
dibuang ke tanah atau air memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat terurai.
Gambar 8. Limbah rumah tangga
(Sumber: http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2016/02/jenisjenislimbah.html)
d.
Limbah pertanian
Limbah
pertanian umumnya berasal dari pupuk yang
berlebihan. Pupuk yang berlebihan ini akan terbawa air menuju sungai.
Hal tersebut dapat mengakibatkan blooming algae. Blooming algae
adalah pertumbuhan alga yang cepat akibat peningkatan kadar nutrien yang cepat
dalam suatu perairan (eutrofikasi).
2.
Pencemaran lingkungan
Polusi atau pencemaran adalah masuknya
suatu komponen ke dalam suatu lingkungan dengan kadar yang melebihi batas
normal, masuknya suatu komponen ke tempat yang tidak semestinya, atau adanya suatu
komponen dalam suatu lingkungan pada waktu yang tidak tepat sebagai hasil
aktivitas manusia. Berikut
adalah jenis-jenis pencemaran lingkungan:
Gambar 9. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan
pencemaran atmosfer bumi, atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi
bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan
manusia, penyebab pencemaran udara adalah dari polutan seperti Karbon dioksida
(CO2) yang dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan, Sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen monoksida (NO2) yang
dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) misalnya
gas buang kendaraan, karbon dioksida (CO2)
yang dihasilkan dari Pemakaian bahan bakar fosil ( minyak bumi atau batubara)
dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna dan Kloro
fluro (CFC) yang dihasilkan dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan
yan menggunakan penyemprot aesrol.
Dampak pencemaran udara berskala makro
misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional sedangkan dlam sekala global
adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
1)
Hujan asam, dua gas yang di
hasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga diesel
dan batubara yang sama, adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
dioksida (NO2) gas yang di hasilkan tersebut bereaksi di udara
membentuk asam.hujan asam mengakibatkan kerusakan hutan, hujan asam juga
mengakibatkan beratnya benda-benda yang terbuat dari logam misalnya jembatan
dan rel kereta api.
2)
Efek rumah kaca merupakan
pengingkatan suhu di permukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar
karbon dioksida di atmosfer gejala ini di sebut efek rumah kaca, kenaikannya
suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan, sehingga
menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam sedangkan
daerah kering semakin kering, efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim.
3)
Lapisan ozon adalah lapisan
yang menyeliputi bumi pada ketinggian 30 km di atas bumi, lapisan ozon terletak
pada lapisan atmosfer yang disebut
Startosfer.
b.
Pencemaran air
(Sumber: http://ilmulingkungan.com/2013/04/pencemaran-air-dan-penyebabterjadinya.html)
Masuknya suatu zat, energi maupun komponen
lainnya baik berupa makhluk hidup maupun benda mati kedalam air menyebabkan
penurunan kualitas air sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan jenis bahannya pencemaran air di bedakan menjadi 3 yaitu bahan
pencemaran fisik, bahan pencemaran biologis, bahan pencemaran kimia. Akibat
pencemaran air adalah penurunan kualitas air dan gangguan penggunaan. Dampak
negatif dari pencemaran ini antara lain adalah pengurangan oksigen terlarut
peningkatan derajat eutropikasi, penurunan biota air. Polusi air dapat
disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1)
Pembuangan limbah rumah
tangga, pembuangan sampah, pembuangan detergen, pembuangan sisa-sisa industri,
dan sebagainya. Limbah dari pabrik-pabrik industri merupakan ancaman yang
serius bagi ekosistem air.
2)
Blooming algae ialah pertumbuhan alga yang cepat akibat eutrofikasi,
eutrofikasi adalah proses memperkaya air dengan zat organik. Penimbunan zat
organik ini terjadi akibat dari tinggimya jumlah fosfat hasil pembusukan dan
akumulasi pupuk pertanian di dalam air. Jika zat organik terkumpul di suatu
perairan, seperti danau dan sungai, kedua wilayah perairan tersebut akan kaya
kehidupan tumbuhan dan hewannya. Lama-kelamaan kandungan zat organik d wilayah
perairan tersebut berlebih. Akibatnya, tumbuhan akan menjadi bentuk kehidupan
yang dominan. Sejalan dengan mati dan membusuknya tumbuhan, kandungan oksigen
terlarut dalam air akan berkurang. Selain itu, zat organik yang banyak tersedia
memicu pertumbuhan alga. Akibatnya permukaan perairan tertutupi alga sehingga
menghalangi kontak antara perairan dan udara atmosfer. Oksigen dari dari atmosfer
tidak dapat masuk ke perairan. Oksigen dalam air semakin berkurang karena
digunakan dalam proses pembusukkan tumbuhan. Tanpa oksigen ikan akan mati
sehingga menambah tumbuhan bahan-bahan yang membusuk. Akibatnya, organisme
dalam perairan akan mengalami kekurangan oksigen sehingga mengalami kematian.
3)
Sampah organik yang terlalu
banyak akan mengganggu kehidupan di dalam air. Sampah ini dibusukkan oleh
bakteri sehingga oksigen berkurang dan kehidupan organisme air terganggu.
Sampah-sampah organik yang masuk perairan berasal dari limbah insudtri dan
terutama limbah rumah tangga. Air yang tercemar akan tampak menghitam dan
menyebarkan bau yang tak sedap.
c.
Pencemaran Tanah
(Sumber: https://hannikhedayati.wordpress.com/2012/05/pencemaran
lingkungan.html)
Pencemaran tanah adalah suatu dampak
limbah rumah tangga, industri, dan penggunaan pestisida yang berlebihan
terhadap tanah. Pencemaran tanah dapat menurunkan estetika tanah dan kegunaannya
bagi pertanian, serta meningkatkan kandungan zat kimia beracun didalamnya.
Pencemaran tanah dapat terjadi karea oemakaian pestisida dalam dosis
berlebihan, dan merembesnya zat kimia berbahaya dari penimbunan limbah industri
atau rumah tangga ke lapisan permukaan tanah.
C.
Penanganan Limbah
Banyak jenis limbah yang ada disekitar kita,
seperti limbah yang berasal dari rumha
tangga, industri, dan pertanian. Limbah-limbah ini jika dibuang ke lingkungan
akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan organisme lain. Jenis
limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Agar limbah
ini tidak menimbulkan pencemaran dan membahaykan organisme lain, diperlukan
penanganan yang tepat.
Penerapan
sistem 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) menjadi salah satu solusi dalam
menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan. Reuse
berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang
sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu
yang mengakibatkan sampah. Dan recycle berarti mengolah kembali (daur
ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Untuk
membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan
aliran airnya terhambat. Akibatnya, sampah akan menumpuk dan membusuk. Sampah
yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat
berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir
pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama
sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos.
Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya, sampah organik ditimbun di
dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik
dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan
barang-barang lainnya.
2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung
bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut
akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah
pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan
sehingga tidak mengganggu ekosistem. Menempatkan pabrik atau kawasan industri
di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk
menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap
kehidupan masyarakat.
3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan
bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi
pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif
bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk
mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama
pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan
bermotor.
4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis.
Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap
kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa
mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke
atmosfer.
5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil
pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut
masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang
ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan. Begitu juga dengan penggunaan obat anti
hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan
menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan
musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau
serangga yang membantu penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang
dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan
waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan
mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan
penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat
mengurangi pemanasan global.
Sumber:
Campbell, N. A. dan Reece, J. B. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Komentar
Posting Komentar